PLN Bangun 21 Proyek Listrik Strategis di Jawa Barat
Pembangunan infrastruktur kelistrikan di Jawa Barat kini memasuki babak baru. Tidak lagi sekadar proyek teknis, langkah ini menjadi bagian dari strategi nasional dalam mewujudkan transisi energi yang berkelanjutan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Hal ini ditegaskan oleh Pelaksana Harian (Plh.) General Manager PLN Unit Induk Pembangunan Jawa Bagian Tengah (UIP JBT), Rifki Santoso, dalam kegiatan Media Gathering with Journalist bertajuk “Let’s Share The Goodness” yang digelar di Kota Bandung, Rabu (4/6/2025).
Rifki mengungkapkan bahwa saat ini PLN UIP JBT tengah membangun lima pembangkit listrik dan 16 proyek transmisi tegangan tinggi dan ekstra tinggi di berbagai wilayah Jawa Barat.
Proyek-proyek ini merupakan bagian dari realisasi Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) terbaru yang menargetkan total kapasitas pembangunan sebesar 69,5 gigawatt (GW) secara nasional.
“Dari total target tersebut, 9 persen berasal dari energi baru terbarukan (EBT). Bahkan secara keseluruhan, porsi EBT dalam RUPTL tahun ini mencapai 76 persen—angka tertinggi sepanjang sejarah penyusunan RUPTL,” kata Rifki.
Lebih lanjut, Rifki menegaskan bahwa pembangunan infrastruktur kelistrikan tidak bisa dilakukan oleh PLN semata. Dibutuhkan kolaborasi lintas sektor, baik internal antarunit di tubuh PLN, maupun eksternal bersama masyarakat, pemerintah daerah, dan media massa.
“Kalau kami kerja sendiri, proyek bisa mandek. Apalagi kalau informasi yang berkembang di masyarakat tidak sesuai fakta. Penolakan bisa terjadi karena kesalahpahaman,” tegasnya.
Baca Juga: HDF Energy, PT PLN, dan PT SMI Tandatangani Nota Kesepahaman untuk Percepatan Implementasi Pembangkit Listrik Hidrogen Hijau
Oleh karena itu, PLN secara aktif menggandeng media untuk menjadi mitra strategis dalam menyampaikan informasi yang akurat, edukatif, dan mudah dipahami publik.
“Kami sangat berterima kasih kepada media yang sudah membantu menjaga kredibilitas informasi. Ini bentuk nyata kerja sama yang bernilai ibadah karena ikut mencerdaskan bangsa,” ujar Rifki.
Rifki juga mengungkapkan bahwa berkat berbagai inisiatif pembangunan yang berorientasi pada manfaat sosial dan ekonomi masyarakat, PLN tengah bersiap menerima penghargaan sebagai penggerak ekonomi kerakyatan dan inovator komunikasi energi.
“Pembangunan listrik bukan sekadar memasang tiang dan kabel. Ini soal keandalan energi untuk UMKM, industri, hingga rumah tangga. Listrik adalah nyawa pembangunan,” katanya.
Dalam kesempatan yang sama, General Manager PLN Unit Induk Transmisi Jawa Bagian Tengah (UIT JBT), Abdul Salam Nganro, menyoroti tantangan terbesar PLN saat ini: mengubah bahasa teknis menjadi narasi yang mudah dipahami oleh masyarakat.
“Kami ini orang teknik. Kalau bicara soal megawatt, volt, atau frekuensi, kadang sulit dipahami publik. Di sinilah pentingnya media sebagai jembatan komunikasi,” ujarnya.
Salam juga menjelaskan struktur organisasi PLN yang terdiri dari tiga kelompok besar: PLN induk, PLN Nusantara Power, dan Independent Power Producer (IPP). Masing-masing memiliki peran yang diatur dalam RUPTL nasional.
Baca Juga: Dirut PLN Ungkap Penyusunan RUPTL 2025–2034 Sempat Ditolak Bahlil
“Tugas kami di UIP adalah membangun infrastruktur besar seperti Gardu Induk dan SUTET. Setelah instalasi selesai, barulah unit distribusi yang menyalurkan listrik ke konsumen,” tambahnya.
Ia menekankan pentingnya pemahaman publik terhadap batas tanggung jawab antar unit dalam ekosistem PLN. Hal ini menjadi krusial untuk menjamin keandalan listrik dari hulu hingga hilir.
Secara keseluruhan, pembangunan kelistrikan di Jawa Barat tidak hanya menyasar aspek teknis dan ekonomi, tetapi juga sosial dan lingkungan. Dengan semakin besar porsi EBT, PLN menunjukkan komitmennya terhadap transisi energi yang berkelanjutan, sekaligus memastikan bahwa seluruh lapisan masyarakat mendapatkan akses energi yang andal dan terjangkau.
“Kami percaya bahwa listrik yang terbangun dengan semangat kolaborasi akan menjadi pondasi kuat bagi kemajuan bangsa,” pungkasnya.